Uncategorized

Perawatan Saluran Akar Gigi

Gigi memiliki inti lunak yang disebut pulpa gigi, yang memanjang dari mahkota (bagian gigi yang terlihat) ke ujung akar gigi di tulang rahang. Pulpa mengandung saraf, pembuluh darah dan jaringan ikat. Ketika gigi retak, terkelupas atau memiliki rongga yang dalam, bakteri dapat dengan mudah masuk ke pulpa.

Jika kondisi ini tidak diobati, bakteri dan bagian pada pulpa yang membusuk dapat menyebabkan infeksi serius atau abses gigi. Selain itu, cedera pada gigi dapat menyebabkan kerusakan pulpa, bahkan jika gigi tersebut tidak memiliki kepingan atau retakan yang terlihat.

Jika peradangan atau infeksi pulpa tidak diobati, dapat menyebabkan rasa sakit atau menyebabkan abses. Artinya perawatan saluran akar bertujuan untuk mengatasi pulpa yang meradang atau terinfeksi, agar tidak memicu komplikasi yang serius.

Manfaat Perawatan Saluran Akar Gigi

Perawatan saluran akar hampir tidak menimbulkan rasa sakit dan sering kali membuat seseorang merasa lebih tidak nyaman selama pemulihan, dibandingkan dengan pencabutan gigi. Berkat teknik modern dan anestesi yang efektif, pasien yang mengalami saluran akar enam kali lebih mungkin untuk menggambarkannya sebagai tanpa rasa sakit daripada pasien yang giginya dicabut.

Ketika kamu menjalani saluran akar atau perawatan endodontik lainnya, pulpa yang meradang atau terinfeksi diangkat dan bagian dalam gigi dibersihkan dan didesinfeksi dengan hati-hati, kemudian diisi dan ditutup dengan bahan seperti karet yang disebut gutta-percha. Setelah itu, gigi direstorasi dengan mahkota atau tambalan untuk perlindungan dan akan terus berfungsi seperti gigi lainnya.

Kapan Harus Melakukan Perawatan Saluran Akar Gigi?

Penting untuk segera memeriksakan kondisi ke dokter gigi jika kamu mengalami sakit gigi, demi memastikan adanya infeksi pada gigi atau tidak. Sebab, perawatan saluran akar diperlukan ketika rontgen gigi menunjukkan bahwa pulpa telah rusak oleh infeksi bakteri. Gejala dari infeksi pulpa meliputi:

  • Sakit saat makan atau minum makanan dan minuman panas atau dingin.
  • Sakit saat menggigit atau mengunyah.
  • Gigi goyang.

Saat infeksi berkembang, gejala ini sering hilang saat pulpa mati. Akibatnya, gigi tampak sudah sembuh, tetapi infeksi sebenarnya telah menyebar melalui sistem saluran akar. Pada akhirnya, kondisi ini berpotensi menimbulkan gejala lebih lanjut seperti:

  • Rasa sakit saat menggigit atau mengunyah kembali.
  • Pembengkakan gusi di dekat gigi yang sakit.
  • Nanah mengalir dari gigi yang terkena.
  • Pipi atau rahang bengkak.
  • Warna gigi menjadi lebih gelap.

Prosedur Perawatan Saluran Akar Gigi

Prosedur perawatan saluran akar biasanya dilakukan oleh seorang endodontist atau dokter gigi umum. Perawatan ini biasanya membutuhkan satu atau dua kali kunjungan. Namun, seseorang mungkin memerlukan kunjungan tambahan karena pada beberapa kasus, kerusakan gigi terbukti sulit dirawat. Secara bertahap, prosedur perawatan ini dimulai dengan pelaksanaan rontgen gigi agar dokter mengetahui tingkat kerusakannya.

Kemudian, pasien akan diberikan anestesi lokal agar rasa sakit selama prosedur dapat teredam. Kemudian, dokter akan meletakan dam karet pada mulut pasien. Hal ini bertujuan untuk menjaga gigi tetap bersih, terlindungi, dan bebas dari air liur.

Selanjutnya, dokter akan membuat lubang pada gigi yang bermasalah untuk membuat jalur rongga gigi dan bakteri. Ketika sudah dilubangi, gigi dan rongga gigi akan dibersihkan menggunakan kikir yang dimasukkan ke lubang tersebut.

Setelahnya, dokter akan membilas rongga gigi pasca gigi dan rongga gigi dibersihkan. Untuk membilasnya, dokter akan menggunakan larutan natrium hipoklorit atau air untuk dikumur. Setelah bakteri dihilangkan, saluran akar diisi dan gigi ditutup dengan tambalan atau mahkota.

Dalam kebanyakan kasus, jaringan yang meradang di dekat gigi akan sembuh secara alami. Perawatan saluran akar biasanya memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Sekitar 9 dari 10 kasus gigi dapat bertahan hingga 10 tahun setelah perawatan saluran akar.

Tempat Melakukan Perawatan Saluran Akar Gigi

Saat ini, perawatan saluran akar gigi bisa kamu lakukan di beberapa tempat. Mulai dari puskesmas (pusat kesehatan masyarakat), klinik gigi, hingga rumah sakit yang memiliki poli gigi. Kendati demikian, tidak semua kondisi gigi memerlukan prosedur perawatan tersebut.

Karena itu, jika kamu memiliki keluhan pada gigi yang tak kunjung membaik, sebaiknya diskusikan dengan dokter terlebih dahulu. Terkait jenis perawatan apa yang paling sesuai untuk mengatasi keluhan gigimu.

Uncategorized

Waktu Menambal Gigi?

Gigi kamu sering ngilu saat minum dingin? Cukup minum obat saja atau itu tanda gigi kamu perlu ditambal? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Kapan Perlu Menambal Gigi?

Terkadang masih banyak orang yang menomorduakan kesehatan gigi. Bila sakit, minum obat pereda nyeri kerap dijadikan langkah penanganannya. Padahal, rasa sakit itu adalah tanda kamu harus memeriksakan gigi.

Kemudian, keluhan ringan seperti ngilu saat minum dingin atau mengunyah makanan sebenarnya juga tanda awal tambal gigi perlu dilakukan. Semakin cepat dilakukan, perawatan gigi yang harus ditambal akan semakin mudah, cepat, dan tidak sakit.

Kondisi Gigi yang Harus Ditambal

Tambal gigi dilakukan untuk memperbaiki lubang pada gigi sekaligus mendukung fungsi pengunyahan (mastikasi). Selain itu, penambalan gigi juga berguna untuk memperbaiki bentuk gigi yang hilang atau rusak dan tampilan estetikanya.

Yang lebih penting, manfaat tambal gigi adalah menghentikan perjalanan penyakit karies gigi supaya tidak bertambah parah dan meluas ke gigi lainnya.

Kapan harus tambal gigi? Berikut kondisi gigi berlubang yang harus ditambal:

  • Gigi yang terasa ngilu saat minum dingin
  • Gigi terasa sakit jika mengunyah atau kemasukan makanan
  • Gigi ngilu jika terkena embusan udara dingin
  • Gigi ngilu saat terkena gesekan sikat gigi
  • Gigi selalu tersangkut dan terselip sisa makanan
  • Gigi patah, cuil, atau gompal
  • Gigi memiliki bercak cokelat atau hitam
  • Tambalan gigi lepas atau patah

Bahaya Jika Menunda Penambalan Gigi

Berbeda jika kamu melakukan self-medication atau mengobati sendiri dengan painkiller/pereda nyeri. Gejalanya mungkin hilang, tapi penyakitnya tetap berlanjut.

Akibatnya, ketika datang ke dokter gigi untuk tambal gigi, kondisi gigi sudah parah dan bisa jadi tidak bisa ditambal langsung.

Akhirnya kamu harus diberi tambalan sementara ataupun perawatan saluran akar. Tindakan ini sudah pasti memerlukan waktu, usaha, dan biaya yang lebih mahal.

Mengganti Tambalan Gigi Lama Juga Penting

Tambalan gigi dapat bertahan sangat lama. Namun, tambalan bisa saja membutuhkan penggantian akibat proses makan, minum, kebiasaan clenching atau mengerat, ataupun kebiasaan menggigit sesuatu yang menyebabkan tambalan gigi rusak.

Penyebab lainnya gigi harus ditambal ulang adalah adanya bakteri yang dapat menyebabkan lubang gigi baru.

Tambalan gigi yang sudah aus, patah, retak, atau lepas dapat meninggalkan celah di antara gigi dan tambalan, serta meninggalkan lubang yang terbuka.

Celah tersebut merupakan jalan masuk untuk bakteri ke dalam gigi. Kondisi ini akan sulit dibersihkan hanya dengan menyikat gigi atau lainnya. Akibatnya, karies gigi mudah terjadi di sepanjang tepi tambalan, atau bahkan di bawah tambalan (karies sekunder).

Tambalan gigi yang rusak sering tidak dirasa oleh pasien. Itulah mengapa penting untuk memeriksa gigi rutin ke dokter gigi.

Kerusakan tambalan gigi sebenarnya sudah bisa dideteksi sejak dini. Dokter gigi akan memeriksa apakah tambalan gigi masih baik kontak dan tepinya, ada yang patah atau aus, ataupun terdapat bercak cokelat pertanda karies gigi baru di sekeliling tambalan.

Kalau sudah terdeteksi ada kerusakan pada gigi maupun tambalan gigi, itulah tanda gigi yang harus ditambal. Jangan tunggu sampai muncul rasa sakit ataupun gigi benar-benar rusak parah.

Perawatan gigi sedini mungkin dapat meminimalkan perawatan agar tidak terlalu berat dan lebih murah juga dari segi biaya.

Uncategorized

Manfaat Scaling Gigi

Scaling gigi adalah prosedur non-operasi yang dilakukan untuk membersihkan dan menghilangkan karang gigi di seluruh permukaan gigi dan bagian bawah gusi. Metode ini bisa dilakukan menggunakan alat pengikis manual atau alat pengikis dengan gelombang ultrasonik (ultrasonic scaler).

Scaling Gigi, Ini yang Perlu Anda Pahami - Alodokter

Ragam Manfaat Melakukan Scaling Gigi

Karang gigi yang menempel di permukaan gigi tidak bisa dihilangkan hanya dengan menyikat gigi. Jadi, Anda perlu melakukan scaling gigi untuk membersihkan karang gigi.

Selain menghilangkan karang gigi, ada beragam manfaat lain yang bisa didapatkan jika Anda rutin melakukan scaling gigi, yaitu:

1. Menghilangkan bau mulut

Orang yang memiliki karang gigi sangat rentan mengalami bau mulut. Hal ini karena karang gigi menjadi tempat bagi bakteri penyebab bau mulut berkembang biak. Untuk itu, rutinlah melakukan scaling gigi supaya mulut Anda menjadi lebih segar dan bebas bau.

2. Warna gigi menjadi lebih cerah

Karang gigi terbentuk akibat plak yang menempel dan mengeras pada permukaan gigi. Selain membuat tampilan gigi menjadi tidak bagus, karang gigi juga bisa membuat warna gigi berubah menjadi lebih kusam dan terlihat kuning.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, Anda bisa melakukan scaling gigi agar karang gigi bisa terangkat dan warna gigi menjadi lebih cerah.

3. Mencegah infeksi gusi

Karang gigi yang dibiarkan terlalu lama juga bisa memicu timbulnya radang gusi atau gingivitis. Kondisi ini dapat ditandai dengan gejala berupa gusi bengkak, mudah berdarah, dan terasa sakit.

Bila dibiarkan tanpa penanganan, gingivitis dapat berkembang menjadi periodontitis, yaitu peradangan serius yang bisa merusak gigi dan tulang rahang.

4. Mengurangi risiko gigi copot

Penyakit gigi dan mulut yang disebabkan oleh karang gigi, terutama infeksi pada gigi dan mulut, akan berujung pada gigi copot. Kondisi ini bisa menyebabkan Anda kesulitan untuk mengunyah makanan, serta mengurangi rasa percaya diri.

Oleh karena itu, rutinlah melakukan scaling gigi supaya gigi bersih dari karang gigi dan terhindar dari risiko gigi copot.

5. Menurunkan risiko penyakit jantung

Orang dengan kesehatan gigi dan mulut yang buruk memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung. Hal ini karena bakteri yang menumpuk pada karang gigi bisa terbawa oleh darah dan membuat endapan pada pembuh darah koroner di jantung, sehingga memengaruhi kinerja jantung.

Untuk membantu mencegah risiko terkena penyakit jantung, penting untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut, termasuk melakukan scaling gigi dengan rutin.

Jangan Takut, Seperti Ini Prosedur Scaling Gigi

Proses scaling gigi pada dasarnya aman, meskipun mungkin dapat menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman. Lamanya prosedur ini dilakukan tergantung pada jumlah dan tingkat keparahan karang gigi yang Anda miliki.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh dokter gigi selama prosedur scaling gigi:

  • Dokter akan memeriksa rongga mulut secara keseluruhan dan mengidentifikasi lokasi karang gigi dengan bantuan cermin khusus.
  • Dokter akan memberikan anestesi lokal pada pasien untuk menghilangkan rasa sakit yang mungkin saja muncul saat scaling. Diskusikan dengan dokter bila Anda khawatir perihal pilihan penggunaan anestesi ini.
  • Dokter mulai melakukan pembersihan karang gigi menggunakan alat pengikis ultrasonic scaler. Setelah itu, dokter akan melanjutkan pembersihan menggunakan alat pengikis manual dengan ujung runcing untuk membersihkan karang yang tidak terjangkau alat pengikis ultrasonik.
  • Tahap selanjutnya, dokter akan menyikat gigi pasien dengan sikat gigi elektrik dan menggunakan benang gigi untuk menjangkau plak gigi yang terselip antar gigi.
  • Setelah dinyatakan bersih dari karang gigi, dokter akan meminta pasien membilas mulut dengan cairan yang mengandung fluoride.

Seberapa sering Anda melakukan scaling gigi tergantung pada kondisi kesehatan gigi Anda. Normalnya, scaling gigi bisa dilakukan setiap 6 bulan sekali. Namun, scaling gigi juga bisa dilakukan lebih sering dari itu jika Anda memiliki penyakit gusi atau berisiko tinggi mengalami penyakit gusi.

Rutin melakukan scaling gigi tidak hanya dapat menjaga kesehatan mulut, tetapi juga meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Oleh karena itu, jagalah kebersihan gigi dan periksakan gigi Anda secara rutin ke dokter gigi.

Sumber : Alodokter

Uncategorized

Berapa Lama Crown Gigi Bisa Bertahan?

Crown gigi adalah sebuah metode yang dilakukan dengan memasangkan selubung gigi palsu pada bagian atas gigi yang rusak. Metode ini dilakukan untuk mengembalikan bentuk, kekuatan, serta fungsi dari gigi. Lalu, berapa lama crown gigi bisa bertahan? Simak ulasan selengkapnya dalam artikel ini!

Durasi Penggunaan Crown Gigi

Ada beberapa kondisi yang membuat seseorang perlu menggunakan crown gigi, mulai dari melindungi gigi yang mengalami kerusakan, untuk menyatukan bagian gigi yang retak, untuk menutupi implan gigi, hingga membantu pemulihan gigi yang sudah sangat rusak. Bukan hanya pada orang dewasa, crown gigi juga bisa digunakan oleh anak-anak untuk menjaga kesehatan gigi.

Sebelum memutuskan untuk menggunakan crown gigi, ada berbagai jenis crown gigi yang bisa kamu pilih. Ada crown gigi yang dibuat dengan bahan porselen, keramik, logam, hingga resin. Tentunya, pilihan tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan harga yang kamu siapkan untuk perawatan.

Lalu, berapa lama crown gigi bisa bertahan? Umumnya, crown gigi bisa bertahan selama 5-15 tahun penggunaan. Hal ini juga dipengaruhi oleh jenis crown gigi yang kamu gunakan hingga perawatannya.

Crown gigi dengan bahan dasar logam dinilai memiliki waktu penggunaan yang lebih lama dibandingkan dengan bahan lainnya. Selain itu, saat menggunakan crown gigi, sebaiknya hindari kebiasaan yang dapat merusak crown gigi, seperti:

  • Kebiasaan menggesekkan dan membunyikan gigi.
  • Mengunyah es batu.
  • Menggigit kuku.
  • Menggunakan gigi untuk menggigit benda-benda keras lainnya.
  • Mengonsumsi makanan yang lengket.

Ketika kamu menggunakan crown gigi, sebaiknya lakukan kebiasaan baik untuk perawatan gigi. Ada beberapa perawatan yang bisa kamu lakukan agar crown gigi bertahan dalam waktu yang cukup lama, seperti:

  • Jangan lupa untuk menyikat gigi secara lembut sebanyak 2 kali sehari.
  • Kamu bisa menggunakan pasta gigi untuk gigi sensitif.
  • Flosing setiap hari membantu menghilangkan kotoran gigi yang tertinggal.
  • Memperbanyak mengonsumsi air putih.
  • Mengonsumsi makanan lembut dan jangan menggigit makanan atau benda keras.

Itulah lama crown gigi bisa kamu gunakan dan kebiasaan yang perlu dilakukan agar crown gigi dapat bertahan lebih lama.

Proses Pemasangan Crown Gigi

Sebaiknya lakukan pemasangan crown gigi pada dokter gigi ahli untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi. Proses pemasangan crown gigi juga tidak sembarangan dan memerlukan beberapa kali kunjungan dokter gigi sebelumnya.

Proses pemasangan crown gigi akan diawali dengan pemeriksaan kondisi gigi yang akan dipakaikan crown dan area sekitar gigi. Pemeriksaan dilakukan menggunakan rontgen gigi untuk memastikan kondisi gigi. Jika ditemukan gangguan gigi dan saraf gigi, maka akan dilakukan perawatan terlebih dahulu untuk memastikan gigi dalam kondisi yang baik.

Setelahnya, gigi akan dibentuk dan disesuaikan dengan jenis crown yang akan kamu gunakan. Hal ini dilakukan agar crown dapat menempel secara optimal. Kemudian, bentuk gigi akan dicetak dan dibuat di laboratorium dalam beberapa minggu. Dokter akan menutup gigi dengan crown sementara.

Pada kunjungan berikutnya, jika crown gigi sudah siap dipasang, maka dokter akan langsung mengganti crown sementara dengan crown gigi yang sesuai dengan bentuk gigi kamu.

Sumber : Halodoc 

Uncategorized

Veneer Gigi, Ini yang Harus Anda Ketahui

Veneer gigi adalah prosedur medis yang bertujuan untuk memperbaiki penampilan gigi seseorang dengan cara menempelkan veneer di bagian depan gigi. Veneer dapat menutupi kecacatan pada gigi, seperti bentuk, warna, dan ukuran gigi yang tidak sesuai dengan keinginan pasien.   

Veneer umumnya terbuat dari resin atau porselen, dan akan menempel secara permanen pada gigi. Berbeda dengan implan gigi atau crown gigi, veneer hanya menutupi bagian depan gigi saja. Sementara, implan gigi mengganti gigi hingga ke akarnya dan crown gigi menutup seluruh bagian mahkota gigi.  

Veneer Gigi, Ini yang Harus Anda Ketahui - Alodokter

Indikasi Veneer Gigi

Veneer gigi umumnya diminta pasien untuk alasan kosmetik atau memperbaiki penampilan. Dengan veneer, warna gigi dapat menjadi lebih cerah bahkan dapat membuat senyum seseorang lebih simetris. Veneer gigi dapat juga dilakukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi di bawah ini:

  • Gigi patah atau rusak
  • Rongga antargigi yang tidak seragam
  • Gigi runcing atau berbentuk tidak wajar
  • Gigi yang lebih kecil dari gigi sekitarnya
  • Perubahan warna pada gigi yang tidak dapat dihilangkan dengan pemutih gigi

Peringatan Veneer Gigi

Perlu diingat bahwa prosedur veneer gigi merupakan prosedur irreversible. Artinya, jika selama prosedur veneer perlu dilakukan perubahan bentuk pada gigi, maka perubahan tersebut tidak dapat dikembalikan seperti semula.

Selain itu, veneer tidak bisa sembarangan dipasang pada tiap orang. Beberapa orang yang sebaiknya tidak menjalani veneer gigi adalah:

  • Orang yang giginya tidak sehat, seperti penderita penyakit gusi
  • Orang yang enamel giginya sudah tergerus, sehingga tidak bisa dipasang veneer
  • Orang yang giginya rapuh akibat pembusukan, patah, atau adanya tambalan gigi yang cukup besar
  • Orang yang memiliki kebiasaan menggesekkan gigi atas dan bawah (bruxism)

Veneer juga dapat mengalami kerusakan, seperti retak atau patah, serta tidak dapat diperbaiki kembali jika rusak.  

Jika ingin melakukan pemutihan gigi, disarankan untuk melakukannya sebelum prosedur veneer gigi. Warna veneer tidak dapat diubah setelah terpasang pada gigi, sehingga penting untuk memastikan warna veneer sesuai dengan warna gigi lainnya sebelum dipasang.

Meski jarang terjadi, tetap ada risiko veneer terlepas dari gigi. Oleh karena itu, sebaiknya jangan menggigit benda keras, seperti pensil dan es batu, atau menggigit kuku jika menggunakan veneer.   

Sebelum Veneer Gigi

Sebelum veneer gigi dilakukan, dokter gigi akan mengevaluasi kondisi gigi dan mulut pasien untuk memastikan tidak ada tanda-tanda penyakit gigi atau gusi, seperti gigi berlubang, radang gusi, perdarahan gusi, atau penyakit akar gigi. Dokter juga akan melakukan foto Rontgen panoramik gigi untuk memastikan kesehatan gigi.

Jika gigi pasien tidak rapih, maka dokter akan melakukan pemasangan kawat gigi sementara. Hal ini bertujuan agar veneer yang nantinya dipasang dapat serasi dengan gigi lainnya.

Setelah kondisi gigi diperiksa, gigi pasien akan digerus terlebih dahulu untuk menghilangkan lapisan enamel gigi. Proses penggerusan ini bisa menggunakan bius lokal atau tanpa bius, tergantung jenis pemasangan veneer gigi yang pasien pilih.

Cara pemasangan veneer gigi terbagi menjadi dua jenis, yaitu prep dan no-prep. Berikut ini adalah penjelasannya:

Prep Veneer

Pada pemasangan veneer gigi prep, bagian gigi yang akan dipasang veneer digerus terlebih dahulu hingga mencapai lapisan bawah enamel gigi. Penggerusan gigi ini bermaksud agar veneer terpasang dengan baik.

Gigi yang digerus akan berubah bentuknya secara permanen dan seringkali prosedur ini cukup menyakitkan, sehingga harus dibantu dengan anestesi atau bius lokal.

No-Prep Veneer

Proses pemasangan veneer gigi no-prep atau minimal prep umumnya lebih cepat dibandingkan dengan prep veneer. Pasalnya, pemasangan veneer ini hanya membutuhkan sedikit perubahan pada gigi asli.

Dalam prosesnya, dokter hanya perlu mengubah sedikit enamel gigi dan tidak sampai menggerus bagian bawah enamel gigi. Pemasangan veneer gigi no-prep juga tidak memerlukan bius lokal 

Gigi pasien yang akan dipasangi veneer diukur menggunakan alat cetakan khusus. Cetakan ini akan menjadi dasar pembuatan veneer yang akan dipasang pada pasien. Waktu pembuatan veneer gigi di laboratorium sekitar 2–4 minggu.  

Prosedur Veneer Gigi

Langkah pertama pemasangan veneer gigi adalah mencocokkan ukuran, bentuk, dan warna gigi dengan veneer gigi yang akan dipasang. Setelah dicocokkan, dokter akan membersihkan permukaan gigi yang akan dipasangi veneer.

Selanjutnya, dokter akan melakukan penggerusan enamel gigi kembali, agar permukaan gigi menjadi kasar, sehingga memudahkan veneer menempel di permukaan gigi dan menempel lebih lama.

Veneer kemudian ditempelkan pada gigi menggunakan zat semen khusus agar menempel dengan kuat. Sinar ultraviolet dapat digunakan untuk mempercepat mengeringkan zat semen tersebut. Umumnya, proses pemasangan veneer ini berlangsung sekitar 30 menit.

Jika dirasa sudah menempel dengan baik, dokter akan melakukan pengaturan veneer terakhir untuk memastikan veneer menempel dengan baik dan membuang zat semen yang tersisa.

Dokter juga akan menguji kemampuan menggigit pasien setelah dipasangi veneer. Setelah itu, dokter akan mengatur jadwal kontrol untuk memastikan veneer terpasang dengan baik.

Setelah Veneer Gigi

Daripada tindakan medis gigi lainnya, masa pemulihan setelah prosedur veneer gigi cenderung lebih cepat. Pasien yang sudah menjalani pemasangan veneer gigi biasanya juga dapat langsung makan atau minum secara normal.

Kendati demikian, pada beberapa kasus, gigi yang baru ditempeli veneer akan terasa aneh dan kasar. Hal ini umumnya berasal dari sisa-sisa semen yang menempel dan mengering di permukaan gigi.

Sisa-sisa semen tersebut akan hilang dengan sendirinya. Namun, jika masih ada setelah berhari-hari, pasien dapat meminta dokter gigi untuk menghilangkan sisa semen tersebut.

Veneer porselen umumnya dapat bertahan hingga 10–15 tahun, sedangkan veneer komposit dapat bertahan selama 5–7 tahun. Untuk menjaga umur veneer, pasien dapat menerapkan langkah-langkah pemeliharaan, seperti:

  • Jangan menggunakan gigi untuk membuka bungkusan.
  • Jangan mengunyah benda keras, seperti es batu.
  • Jangan mengunyah makanan menggunakan gigi depan.
  • Hilangkan kebiasaan buruk suka menggigit kuku.
  • Jaga gigi pada saat berolahraga dengan mengenakan pelindung mulut.

Komplikasi Veneer Gigi

Jika pemasangan veneer gigi tidak dilakukan dengan baik, hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada gigi di bawah veneer. Selain itu, enamel yang tipis akibat pengikisan saat persiapan pemasangan veneer gigi kerap menyebabkan gigi yang ditempelkan veneer menjadi lebih sensitif daripada gigi lainnya.

Sumber: Alodokter

Uncategorized

Mengenal Openbite (Gigitan Terbuka)

Pernahkah Anda melihat kondisi gigi seperti gambar diatas? Atau kondisi tersebut justru terjadi pada diri Anda sendiri? Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Yuk kita simak penjelasannya!

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya kondisi gigi setiap orang berbeda. Ada yang memiliki susunan gigi baik, namun ada pula dengan kondisi maloklusi tertentu, seperti gigi geligi berjejal atau crowding, maju atau mundur pada salah satu rahang, gigitan yang dalam (deep bite), gigitan terbuka (open bite) seperti pada gambar diatas, dan lain-lain. Hal tersebut dapat terjadi karena berbagai macam faktor.

Open bite atau gigitan terbuka seperti gambar diatas adalah suatu kondisi dimana terdapat ruangan atau celah di antara gigi atas dan gigi bawah, tidak saling bersentuhan/berkontak, bahkan saat menutup mulut. Terdapat beberapa klasifikasi untuk gigi open bite, diantaranya:

    1. Dentoalveolar open bite: adalah gigitan terbuka/ openbite yang terjadi karena gangguan pertumbuhan gigi teliti, misalkan over erupsi gigi-gigi belakang atau kurang skripsinya gigi-gigi depan. Biasanya sering disebabkan faktor lingkungan
    2. Skeletal open bite: adalah gigitan terbuka yang disebabkan oleh pertumbuhan tulang rahang atas atau bawah yang abnormal.Biasanya disebabkan karena faktor genetik.

 

  • Posterior open bite: adalah openbite yang terjadi ketika gigi-gigi bagian belakang atas dan bawah tidak bertemu.

 

  1. Anterior open bite: adalah openbite yang terjadi ketika gigi-gigi depan bagian atas dan bawah tidak dapat bertemu atau overlap. Dapat diklasifikasi menjadi 2 yaitu skeletal anterior openbite dan dental anterior openbite

 

Apa sih penyebab terjadinya open bite

Terjadinya gigitan terbuka atau open bite merupakan interaksi yang saling mempengaruhi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Beberapa faktor penyebab gigitan terbuka adalah pola pertumbuhan yang abnormal baik rahang atas maupun rahang bawah. Selain itu bentuk dan ukuran lidah juga bisa mempengaruhi. Faktor kebiasaan buruk juga menyebabkan terjadinya gigitan terbuka ini, seperti:

  • Menghisap ibu jari (thumb sucking)
  • Menjulurkan lidah (tongue thrusting)
  • Menggigit atau menghisap bibir (lip biting/sucking)
  • Bernapas melalui mulut (mouth breathing). Mengenai mouth breathing sudah pernah Tooth Signature bahas di link ini.

Kenapa sih harus dirawat? Banyak permasalahan yang dialami terkait open bite, seperti:

    1. kesulitan dalam pengucapan yakni mengucapkan huruf s, sh, z, zh, th, t dan d.
    2. Seringkali pasien datang dengan keluhan tidak bisa mencabik atau menggigit makanan 
    3. Selain itu, pasien merasa tidak puas terhadap penampilan wajah bahkan saat tersenyum.

 

  • Open bite juga bisa menyebabkan kelainan sendi rahang/ temporomandibular joint 

 

Lalu, bagaimana cara mendiagnosa openbite dan bagaimana perawatannya? Akan kita bahas di artikel selanjutnya yaaah

Uncategorized

Pahami Manfaat Pemeriksaan Gigi Secara Berkala

Kapan nih kamu terakhir kali ke dokter gigi? Dua tahun lalu atau bahkan pada waktu masih sekolah karena program pemeriksaan dari pihak institusi?

Dokter TS sadar kok ada beberapa hal yang menjadi keraguan dari TSFriends terkait pemeriksaan gigi secara berkala. Tapi, TSFriends juga perlu paham tentang manfaat pemeriksaan gigi yang berguna buat kamu.

So, Dokter TS mau jawab lebih respons dulu, alasan-alasan orang tidak melakukan pemeriksaan gigi!

 

“Takut dok, masih pandemi, takut kena Covid-19.”

Dokter TS juga awalnya takut kok kalau kena Covid-19. Maka setiap dokter dan juga admin dari Tooth Signature sudah melakukan vaksinasi hingga booster dan juga selalu menerapkan protokol kesehatan. Kami tentunya mengutamakan kesehatan TSFriends dengan rutin melakukan desinfeksi ruangan serta peralatan serta mengupayakan dokter dan admin yang bertugas dalam kondisi yang sehat.

Jika TSFriends sudah melakukan vaksinasi dan sedang tidak bergejala Covid-19, maka kita perlu mengesampingkan kekuatiran tersebut dan berfokus pada kesehatan gigimu.

 

“Tar kalau kena diagnosa buruk, malah bikin overthinking dok.”

Hal ini juga kerap menjadi penolakan juga terhadap pemeriksaan kesehatan yang lainnya, termasuk kesehatan secara umum. Sebagai tenaga medis, Dokter TS tentu juga berharap setiap kita dalam kondisi sehat, bukan sakit. Untuk mengetahui kondisi kesehatan gigimu, maka diperlukan pemeriksaan secara berkala sebagai langkah preventif/pencegahan dari kondisi keterparahan.

Ibaratkan saat berkendara dengan mobil, selain mematuhi aturan rambu lalu lintas, kita tetap perlu menggunakan sabuk pengaman. Tentu lebih nyaman bergerak tanpa adanya sabuk pengaman, tetapi kita akan lebih aman jika terjadi sesuatu yang tidak kita ketahui. Hal ini juga yang mendasari perlunya pemeriksaan kesehatan berkala.

 

“Trauma ah, dulu sakitnya minta ampun, hasilnya juga gak bener.”

Dokter TS turut berempati dengan kondisi yang pernah terjadi pada kamu. Kami percaya bahwa aspek profesionalitas akan memberikan hasil yang maksimal juga. Sangat disarankan bagi TSFriends yang mengalami permasalahan gigi, kamu dapat mengunjungi dokter gigi dengan spesialisasi yang tepat.

Oleh sebab itu Tooth Signature selalu mengedepankan diagnosis terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi gigimu. Apabila berdasarkan diagnosis ternyata kasus yang kamu alami melebihi kapasitas pengetahuan dan pengalaman kami, maka kami pun akan memberikan rekomendasi yang tepat.

 

Manfaat Pemeriksaan Gigi

Apakah keraguan di atas juga ada di kamu, TSFriends? Untuk melengkapi respons yang sudah Dokter TS berikan, berikut adalah manfaat pemeriksaan gigi secara berkala yang perlu kamu ketahui:

  1. Mendiagnosis masalah kesehatan mulut
    Pada pemeriksaan gigi, Dokter TS akan mengevaluasi kesehatan mulutmu dan mencari tanda-tanda gigi berlubang, penyakit gusi, infeksi, kanker mulut dan masalah kesehatan gigi lainnya.
  2. Membersihkan gigimu secara profesional
    Pada pemeriksaan gigi berkala, gigi TSFriends akan dibersihkan secara profesional dari plak dan karang gigi, yang tidak dapat dihilangkan dengan menyikat gigi dan flossing. Jika plak dan karang gigi menumpuk, mereka dapat menyebabkan kerusakan gigi, radang gusi, dan masalah gigi lainnya. Pembersihan gigi juga lebih terjangkau daripada tambalan, mahkota, dan layanan restoratif lainnya. Jadi pastikan untuk melakukan ini secara teratur!
  3. Mendeteksi adanya penyakit lain
    Pemeriksaan gigi dapat juga mendeteksi adanya penyakit lain dalam tubuh atau penyakit-penyakit sistemik seperti Leukimia, DIabetes ataupun HIV. Penyakit-penyakit ini bukan disebabkan karena kondisi gigi namun bermanifestasi di gigi dan mulut. Dengan pemeriksaan rutin gigi dan mulut, dokter gigi dapat mengidentifikasi tanda-tanda awal penyakit, bahkan sebelum kamu menyadari tanda-tandanya!Contohnya:

    • kandidiasis oral yaitu infeksi jamur berupa bercak putih kemerahan pada lidah atau gusi merupakan gejala awal pada pasien HIV/AIDS.
    • Xerostomia yaitu kondisi mulut kering karena kelenjar air liur tidak mampu menghasilkan cukup air liur, dengan kondisi karies gigi yang hampir menyeluruh, infeksi gusi dan periodontal, rasa mulut terbakar yang menjadi gejala dari Diabetes Melitus.
    • Pembengkakan gusi menyeluruh dan membesar, mudah berdarah secara spontan, gusi berwarna pucat, serta adanya ulcer dapat menjadi gejala pada pasien Leukemia.

    Bila dokter gigi mencurigai adanya penyakit tertentu, kabar baiknya adalah kamu mendapatkan early notice dan dokter gigi kamu akan memberikan rujukan ke dokter umum untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut guna mengkonfirmasi kecurigaan di atas.

  4. Mendapatkan pengetahuan tentang menjaga kesehatan mulut yang lebih baik
    Ketika TSFriends memeriksa gigi, Dokter TS akan mengajarkan kamu tentang cara-cara untuk menjaga kesehatan mulut dengan lebih baik. Dokter gigi akan memeriksa kerusakan mulut yang disebabkan oleh kebiasaan buruk, seperti merokok atau vaping, menggertakkan gigi (bruxism), menyikat gigi terlalu keras, dan pola makan.
  5. Menghemat uang dalam jangka waktu yang Panjang
    Dokter TS dapat membantu kamu dalam menemukan dan memperbaiki masalah sebelum memerlukan perawatan gigi yang lebih mahal dan prosedur yang lebih rumit di masa mendatang.
Uncategorized

Apakah Behel Metal Bisa Berkarat?

Pertanyaan ”apakah behel bisa karatan?” merupakan hal yang sering dilontarkan oleh pasien.  Untuk menjawab hal tersebut, pertama-tama kita harus terlebih dahulu mengetahui material  yang membentuk bracket maupun kawat ortodontik. Material yang digunakan untuk  membuat kawat ortodontik modern adalah paduan logam Nikel dan Titanium (Ni-Ti alloys),  yang mempunyai kemampuan sangat baik dalam memberikan gaya untuk menggerakan gigi. Selain itu, ada juga kawat ortodontik yang terbuat dari stainless steel atau Cobalt-Chromium  (Co-Cr).

Material ini bersifat biokompatibel, yang artinya memiliki kemampuan untuk  menyesuaikan dengan kecocokan tubuh individu yang menggunakannya. Di dalam rongga  mulut, alloys ini dapat berbentuk lebih dari satu struktur kristal. Pada temperatur tinggi dan  tekanan yang lebih rendah, alloy ini akan berbentuk struktur kubik sederhana, sedangkan  ketika temperatur lebih rendah dan tekanan lebih tinggi, alloy bersifat lebih stabil dalam fase  monoklinik. Namun, meski dapat berubah menjadi struktur yang berbeda, perubahan  struktur ini bersifat reversible (dapat kembali ke keadaan semula) dan terjadi secara normal  pada temperatur rongga mulut.

Secara umum, stainless steel memiliki ketahanan tinggi terhadap korosi di lingkungan  rongga mulut karena adanya kromium, logam yang sangat reaktif. Sedangkan, kawat  ortodontik dengan bahan titanium sangat resisten terhadap korosi karena adanya lapisan tipis  titanium oksida yang bersifat stabil pada permukaannya. Ketahanan korosi tersebut  bergantung pada lapisan pasif yang secara spontan terbentuk pada kondisi basah. Dengan  demikian, pada lingkungan rongga mulut yang basah, kawat ortodontik tersebut tidak akan  mengalami karatan.

 

gambar behel

Jadi, sederhananya, komponen brackets dan kawat ortodontik terbuat dari baja tahan  karat atau material non-korosif lainnya, yang berarti tidak dapat berkarat dalam kondisi  normal. Selain itu, material ini juga aman berada dalam rongga mulut untuk jangka waktu  yang lama.

Dental

Mengapa melakukan perawatan Ortodonti / behel / kawat gigi sebaiknya dengan dokter gigi spesialis ortodonti?

Sekarang ini perawatan ortodonti sudah menjadi sangat umum bahkan terkesan ‘dijual bebas’ , seakan-akan siapapun orangnya dapat melakukannya asalkan memiliki alat-alat yang dibutuhkan. Bukan hanya dokter gigi umum, bahkan tukang gigi atau toko behel online pun  menyediakan jasa perawatan ortodonti tersebut. Namun apakah perawatan ortodonti yang dilakukan sudah ideal dari aspek keilmuan seperti diagnosis yang tepat, rencana perawatan yang benar serta tindakan perawatan ortodonti yang dilakukan secara higienis dan baik masih dipertanyakan.

Tujuan perawatan ortodonti/behel tidaklah sesederhana mendapatkan ‘gigi rapi’ saja namun juga mendapatkan hubungan gigi geligi atas terhadap bawah yang harmonis sehingga dapat menunjang fungsi stomatognati seperti berbicara, mengunyah, menelan,dll. Untuk mendapatkan tujuan tersebut perawatan harus dilakukan secara hati-hati dan banyak aspek yang perlu dipertimbangkan seperti keadaan/kesehatan jaringan penyangga gigi, anatomi gigi dan mulut pasien, keadaan tumbuh kembang pasien (apabila pasien masih dalam masa pertumbuhan), posisi rahang dan gigi pasien yang dapat terlihat dari rontgen sefalometri (sehingga diperlukan kemampuan menganalisa foto rontgen beserta mengetahui normal/tidak normalnya posisi gigi dan rahang), etiologi/ penyebab maloklusi pada pasien (sehingga mempengaruhi rencana perawatan yang akan dilakukan), biomekanika pergerakkan gigi, keadaan sendi temporomandibular dari pasien, sifat-sifat dari material/bahan dan alat ortodonti digunakan, dan lain-lain

Sudah banyak contoh kasus perawatan yang gagal atau bahkan bertambah parah yang dilakukan oleh oknum yang tidak berpengalaman dapatlah memberikan gambaran kepada kita bahwa sangatlah penting perawatan orto/ behel dilakukan oleh seseorang dengan keahlian serta pengalaman dan pengetahuan yang mumpuni dalam bidang ortodonti, yaitu seorang dokter gigi spesialis ortodonti.

Seorang dokter gigi spesialis ortodonti/ ortodontis telah menjalani suatu program pendidikan khusus yang ekstensif, pelatihan-pelatihan khusus dan memiliki pengalaman menghadapi berbagai kasus ortodonti dengan berbagai macam jenis dan berbagai tingkat kesulitannya. Selain telah menyelesaikan program studi spesialisasi ortodonti yang cukup lama, seorang spesialis ortodonti juga diwajibkan mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan secara regular agar mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi terbaru di bidang ortodonti. Dari penjelasan di atas anda dapat yakin bahwa anda ditangani oleh seseorang yang telah memiliki skill yang dibutuhkan dan juga profesional.

Seorang dokter gigi umum apalagi tukang gigi sayangnya tidak memiliki kompetensi dan pengetahuan yang mencukupi untuk dapat melakukan perawatan ortodonti. Kursus-kursus bidang ortodonti yang mungkin diikuti oleh dokter gigi umum hanya kursus selama 1 atau 2 hari saja. Mungkin dalam prakteknya banyak dokter gigi umum yang menawarkan biaya perawatan yang tampak lebih murah, namun bila ada yang dapat merawat gigi anda dengan lebih profesional, mengapa menghabiskan waktu dan biaya yang anda miliki dengan memasang behel pada seseorang yang kurang berkompeten, dengan risiko hasil perawatan yang tidak acceptable dan terpaksa harus dirawat ulang? Tentunya hal ini akan membuang biaya dan waktu yang lebih banyak.